Allah Hummashalli Alla Muhammad, Wa Alla Alli Sayyidina Muhammad

Tuesday, 17 March 2015

Menulis pada anak usia dini



Not For Writing
Mata Kuliah
Penulisan Karya Ilmiah






DOSEN PEMBIMBING
Drs. H. Hamsi Mansur, M. M.Pd
DISUSUN OLEH      :
NORZAENI             A1F112202


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2015


Not For Writing
Tak kenal maka tak sayang, itu lah kalimat yang mungkin mendorong perlunya kita mengenal dan memahami anak usia dini agar bisa memberikan layanan yang optimal sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak usia dini.
Anak usia Dini adalah individu yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik , dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani Maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan.
Dengan keadaan anak usia dini yang memiliki fase perkembangan yang sangat pesat kita harus memberikan layanan pendidikan yang tepat untuk membantu proses optimalisasi perkembangan anak. Layanan yang harus kita berikan pada anak usia dini adalah bagaiman agar kiranya anak usia dini bisa berkembang sesuai dengan fase perkembangan anak itu,  bukan memaksakan suatau hal yang pada hakikatnya  akan mempengaruhi kualitas anak di kemudian hari. Dengan layanan pendidikan yang tepat diharapkan anak akan menjadi manusia yang memiliki karakter positif untuk membawa diri individu sendiri, bangsa dan tanah air yang lebih maju. Sedangkan pada keyataannya sekarang banyak orangtua yang memaksakan pendidikan untuk anaknya, pendidikan di sini bukan pendidikan yang seharusnya diberikan pada anak usia dini namun pendidikan yang menuntut anak agar mampu berhitung dan menulis.
Tak sedikit orangtua yang bangga dengan kemampuan balitanya dalam membaca, menulis dan berhitung (calistung). Mereka yakin anak yang diajarkan kemampuan calistung sejak dini lebih pintar dari anak seusianya. Di tambah lagi, kini semakin banyak sekolah dasar yang mensyaratkan calon siswanya punya kemampuan calistung, kendati hal itu sebenarnya dilarang. Karena khawatir anaknya tidak bisa masuk ke SD favorit, para orangtua pun berlomba-lomba mengajari anaknya calistung, antara lain dengan memilih playgroup atau TK yang menjamin balita mahir calistung sebagai persiapan masuk SD. Apabila minat membaca dan menulis sudah muncul sejak dini mungkin proses mengajarkan calistung pada anak menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Namun faktanya kebanyakan anak baru benar-benar siap belajar membaca dan menulis di atas usia 5 tahun.
Masa balita adalah masanya bermain. Memaksakan anak melakukan sesuatu yang sebenarnya ia belum siap justru akan memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan, bahkan akibatnya muncul penolakan yang membuat anak menjadi stres diusia dini dan berdampak pada usia anak selanjutnya, seperti anak akan jadi lamban belajar, gangguan emosi, gangguan perilaku dan psikomotorik mereka menjadi tidak berkembang sempurna.
Pendidikan yang seharusnya di berikan adalah pendidikan yang menegaskan bahwa pendidkan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian keterampilan pada anak, Karena pada hakikatnya pendidikan untuk anak usia dini adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan mempasilitasi pertumbuhan dan perkembangan seluruh aspek kepribadian anak.


Fadillah, Muhammad dan Lilif Mualifatu Khorida. 2014. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.Jogjakarta. AR-RUZZ MEDIA.
Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung. Remaja Rosdakarya.