Allah Hummashalli Alla Muhammad, Wa Alla Alli Sayyidina Muhammad

Friday, 21 November 2014

101 HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA




Bismillahirrohmanirrohim,
Siapakah golongan yang dijamin selamat oleh Rasulullah SAW. Jawabannya adalah ahlussunah wal jama'ah. Banyak sekali golongan kaum muslimin jaman sekarang ini mengaku paling ahlussunah padahal akhlaqnya belum tentu sesuai prinsip ahlussunnah. Para kaum muslimin pengikut rasululullah saw tidak saja lurus keyakinan dan keimanannya tetapi juga lurus dalam perilaku dan perbuatannya. Jangan mengaku ahlussunah jika keimanan dan akhlaq kita kepada Allah SWT dan sesama manusia kurang baik !!. Jika kita merasa diri paling benar jalannya paling sunnah ibadahnya akan tetapi gemar mencela dan memvonis jelek saudaranya, itu adalah termasuk kesombongan. karena menurut Rasulullah saw kesombongan itu adalah menolak kebenaran (ajaran islam) dan meremehkan orang lain (yang ia anggap lebih rendah darinya). Sombong dan merasa diri paling benar termasuk akhlaq yang tercela dan tidak termasuk akhlaq barisan ahlussunah wal jama'ah. Oleh karena itu jika ingin dijamin selamat masuk surga oleh rasulullah saw perbaguslah akhlaqmu setelah kita baguskan / luruskan keimanan kita.
Maka untuk menambah pengetahuan dan keimanan kita khususnya tentang akhlaq mulia kami cantumkan hadits lainnya tentang akhlaq ini. Begitu besar keutamaan ajaran beliau tentang sunnah akhlaq yang baik ini. Berikut kumpulan hadits rasulullah saw tentang akhlaq mulia : 
  1. "Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya". (HR. Ar-Ridha)

  1. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seorang Mukmin-karena kebaikan akhlaknya-menyamai derajat orang yang biasa melakukan shaum dan menunaikan shalat malam." (HR Abu Dawud)

  1. Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «
    مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
    Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

  1. Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya dengan majelisku pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan paling jauh dari diriku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak bermanfaat, pen.) dan sombong." HR at-Tirmidzi).

  1. Baginda Rasulullah SAW menyebut sejumlah keistimewaan akhlak mulia ini. Saat beliau ditanya tentang apa itu kebajikan (al-birr), misalnya, beliau lansung menjawab, "Al-Birr husn al-khulq (Kebajikan itu adalah akhlak mulia." (HR Muslim).


  1. Beliau bahkan bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang Mukmin pada Hari Kiamat nanti selain akhlak mulia. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berbuat keji dan berkata-keta keji." (HR at-Tirmidzi)

  1. Rasulullah SAW pun menyebut Muslim yang berakhlak mulia sebagai manusia terbaik. Beliau bersabda, "Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR al-Bukhari dan Muslim).

  1. Dari Sahl bin Sa'ad radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:إن الله يحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]
    Sesungguhnya Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang buruk. [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]

  1. An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radiyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan keburukan, dan Rasulullah menjawab:
    «
    الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم]
    Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya. [Sahih Muslim]

  1. Dari Abu Umamah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «
    أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ» [سنن أبي داود: حسن]
    Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia akhlaknya. [Sunan Abi Daud: Hasan]

  1. Dari Jabir bin Samurah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلَامًا، أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [مسند أحمد: صحيح]
    Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya. [Musnad Ahmad: Sahih]

  1. Dari Jabir radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «
    إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ» [سنن الترمذيصحيح]
    Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci dari kalian dan yan paling jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak bicara, angkuh dalam berbicara, dan sombong. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

  1. Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:لن تسعوا الناس بأموالكم ولكن يسعهم منكم بسط الوجه وحسن الخلق [مسند البزار: حسنه الألباني]
    Kalian tidak akan mempu memberi kepada semua orang dengan hartamu, akan tetapi kamu bisa memberi kepada semua orang dengan senyuman dan akhlak mulia. [Musnad Al-Bazzar: Hasan]

  1. Dari Ibnu Mas'ud dan Aisyah radiyallahu 'anhuma; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa ...
    اللهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِيْ، فَأَحْسِنْ خُلُقِيْ "
    Ya Allah .. Engkau telah memuliakan penciptaanku, maka muliakanlah akhlakku. [Musnad Ahmad: Sahih]

  1. Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ketika memulai salat ia bertakbir kemudian membaca ...
    «
    إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ»
    "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

  1.  Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, "Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?" Nabi Saw menjawab, "Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, "Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat." (HR. Ath-Thabrani)

  1. "Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik." (HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi)

  1. "Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain."(HR. Muslim)
  2. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang lain. Nabi Saw menjawab, "Katakan: 'Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah lurus (jujur)'." (HR. Muslim)

  1. "Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

  1. "Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. (HR. Ad-Dailami)

  1. "Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

  1. "Menghemat dalam nafkah separo pendapatan (belanja), dan mengasihi serta menyayangi orang lain adalah separo akal, sedangkan bertanya dengan baik adalah separo ilmu. (HR. Ath-Thabrani)

  1. "Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya." (HR. Ahmad dan Al Hakim)

  1. "Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya." (HR. Ibnu Hibban) Artinya kita jangan melihat siapa yang memberi nasehat tapi apa isi nasehatnya. Yakinlah bahwa segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, dan segala sesuatu hanya sebagai perantara.

  1. "Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi (tidak punya akhlaq), lakukanlah apa yang kamu kehendaki." (HR. Bukhari)

  1. "Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada menelan (menahan) amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta'ala." (HR. Ahmad)

  1. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, "Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku." Nabi Saw berpesan, "Jangan suka marah (emosi)." Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Saw tetap berulang kali berpesan, "Jangan suka marah." (HR. Bukhari)

  1. " Barangsiapa banyak diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad)

  1. "Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah pembicaraan paling dusta. (HR. Bukhari)

  1. "Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)

  1. "Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya. (HR. Tirmidzi)

  1. "Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu." (HR. Muslim)

  1. "Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya." (HR. Ath-Thabrani)

  1. "Allah mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang yang menzalimi orang lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR. Ahmad)

  1. "Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

  1. "Sesungguhnya cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian) dari keimanan.  (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih)

  1. "Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)

  1. "Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu. (HR. Muslim)

  1. "Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas dari kesombongan. (HR. Al-Baihaqi).

  1. "Orang yang mengharamkan kelemah lembutan, maka akan diharamkan baginya segala kebaikan." [HR. Muslim]

  1. اللهم من ولي من أمر أمتي شيئا فشق عليهم فاشقق عليه، ومن ولي من أمر أمتي شيئا فرفق بهم فارفق به
    Artinya: "Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia memberatkan mereka, maka beratkanlah ia. Dan siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia bersikap lemah lembut kepada mereka, maka lemah lembutlah Engkau kepadanya." [HR. Muslim]

  1. "Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa. "(HR. Al Hakim)

  1. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasulNya lebih mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu, lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala- pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang- orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)

  1. "Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)

  1. "Janganlah engkau menyepelekan kebaikan sedikitpun meski sekadar menuangkan air dari ember timbamu ke bejana orang yang meminta air, dan meski sekadar berbicara dengan saudaramu dengan wajah yang berseri-seri." [HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa'i]

  1. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." [Hadits riwayat Mutafaq 'alaih]

  1. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim)

  1. Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

  1. Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)

  1. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

  1. Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)

  1. Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim)

  1. Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

  1. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan kesenangan ke dalam hati (menghibur hati) seorang muslim. (HR. Ath-Thabrani)

  1. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya. (HR. Bukhari)

  1. Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan (menasihati) satu sama lain, dan menyantuni saudara-saudaranya (yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami)


  1. Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii')

  1. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama baiknya). (HR. Muslim)

  1. Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani)

  1. Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, kami memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang." Rasulullah kemudian berkata, "Kalau memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya." Mereka bertanya, "Apa haknya jalanan itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Memalingkan pandangan (bila wanita lewat), menghindari gangguan, menjawab ucapan salam (dari orang yang lewat), dan beramar ma'ruf nahi mungkar." (Mutafaq'alaih)

  1.  Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-Baihaqi)

  1. Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah tersebut. (HR. Bukhari)

  1. Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)

  1. Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)

  1.  Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormatinya. (HR. Tirmidzi)

  1. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya. Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu termasuk sedekah. Tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan tuan rumah. (HR. Al-Baihaqi)

  1.  Barangsiapa menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya) tanpa diminta hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu adalah rezeki yang disalurkan Allah untuknya. (HR. Al Hakim)

  1. Barangsiapa membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya maka Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR. Al-Baihaqi

  1. Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)

  1.  Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)

  1. Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR. Bukhari)

  1. Hubungilah orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu) kepada orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi kamu (Artinya, jangan menghiraukan orang yang menzalimi kamu). (HR. Ahmad)

  1. Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari)

  1.  Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia bukan termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)

  1.  Jangan menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah akan menyelamatkannya dan akan menimpakan (musibah) kepadamu. (HR. Aththusi dan Tirmidzi)

  1. Apabila kamu memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah)

  1. Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad)

  1. Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada paksaan. (HR. Malik)

  1. Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)

  1.  Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)

  1.  Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

  1.  Tidak akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-dengar berita rahasia orang lain). (HR. Bukhari)
  2.  Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim)

  1.  Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR. Bukhari)

  1. Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji. (HR. Ad-Dailami)

  1. Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

  1. Orang yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang bisa memegang amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR. Ath-Thabrani)

  1. Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim) yang dimaksud hadits ini adalah fakir miskin yang sabar dan bersyukur dan kebanyakan wanita masuk neraka adalah karena banyak mengeluh kepada suami dan tak mau bersyukur.

  1. Sesungguhnya agama ini mudah dan tiada seorang yang mempersulit agama, kecuali pasti dikalahkannya (menemui kesulitan). Bertindaklah tepat, lakukan pendekatan, sebarkan berita gembira, permudahlah dan gunakan siang dan malam hari serta sedikit waktu fajar sebagai penolongmu. (HR. Bukhari)

  1. Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya. (HR. Ahmad)

  1. Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar, dan jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila melakukan keburukan dia beristighfar. Dan seburuk-buruk umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian mewah-mewah dan bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR. Ath-Thabrani)

  1. Allah Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, yaitu: (1) melihat saudara seimannya dengan rasa hormat dalam pandangan matanya; (2) mencintainya di dalam hatinya; (3) menyantuninya dengan hartanya; (4) tidak menggunjingnya atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya; (5) menjenguknya bila sakit; (6) melayat jenazahnya; (7) dan tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat. (HR. Ibnu Baabawih)

  1. Sebaik-baik kamu ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, dan seburuk-buruk kamu ialah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya. (HR. Tirmidzi dan Abu Ya'la)

  1. Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

  1. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan ..(HR. Muslim)

  1. Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang ucapannya kotor. (HR. Bukhari)

  1. Penghuni neraka ialah orang yang buruk perilaku dan akhlaknya dan orang yang berjalan dengan sombong, sombong terhadap orang lain, menumpuk harta kekayaan dan bersifat kikir. Adapun penghuni surga ialah rakyat yang lemah, yang selalu dikalahkan. (HR. Al Hakim dan Ahmad)

  1. Rasulullah Saw melarang orang makan atau minum sambil berdiri. (HR. Muslim)

  1. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)

  1. Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)

wallahu'alam
Oleh : majelis ashabul muslimin

Sunday, 16 November 2014

DOA

PERBANYAKLAH DOA , KARENA DOA DAPAT MERUBAH TAKDIR BURUK MENJADI BAIK



Doa adalah ibadah.
Doa adalah senjata.
Doa adalah benteng.
Doa adalah obat.
Doa adalah pintu segala kebaikan.

Allah memiliki dua sifat agung, yakni Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Tentang dua sifat itu, Abdullah Ibnul Mubarak berkata: “Ar-Rahman yaitu jika Dia diminta pasti memberi, sedang Ar-Rahim yaitu jika tidak dimintai maka Dia murka.” (Fathul Bari 8/155).

Allah SWT berfirman : “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186)

Keutamaan Doa

Doa adalah senjata bagi seorang muslim dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Dengan izin Allah doa bisa mengubah segalanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Doa itu bermanfaat terhadap sesuatu yang telah turun (terjadi) maupun sesuatu yang belum terjadi, maka kalian wahai hamba Allah- harus berdoa.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Ibu Umar, Shahihul Jami’ No. 340, Al-Albani berkata, hasan).

“Tidak bisa menolak qadha (takdir yang sudah terjadi) kecuali doa, dan tidak bisa menambah umur selain kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi; hasan, dan di-hasan-kan oleh Al-Albani).

“Tidak menambah umur kecuali kebaikan, dan tidak bisa menolak qadar (putusan dalam catatan) kecuali doa.

Sesungguhnya seseorang itu bisa terhalangi dari rizkinya karena dosa yang telah ia perbuat.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim, di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, Adz-Dzahabi dan Al-Iraqi).

Jika Anda berkata, ‘Apa faedahnya doa, sedangkan qadha (putusan takdir) itu tidak bisa ditolak?’, maka ketahuilah bahwasanya termasuk bagian dari qadha adalah menolak bala (petaka) dengan doa. Jadi doa itu merupakan penyebab untuk menolak bala dan untuk menghadirkan rahmat, sebagaimana sebuah tameng yang menjadi penyebab untuk menghalau anak panah, dan air yang menjadi penyebab tumbuhnya tanaman. Maka sebagaimana tameng itu menolak panah, yang berarti saling mendorong, begitu pula antara doa dan bala. (Al-Ihya, 1/328).

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Doa itu adalah satu penyebab yang bisa menolak bala. Jika doa lebih kuat darinya maka ia akan mendorongnya, dan jika penyebab bala yang lebih kuat maka ia akan mengusir doa. Karena itu diperintah-kan ketika ada gerhana dan bencana besar lain untuk shalat, berdoa, beristighfar, sedekah dan memerde-kakan budak. Wallahu a’lam. (Al-Fatawa, 8/193)

Ibnul Qayyim berkata: “Doa termasuk obat yang paling bermanfaat, ia adalah musuh bala, ia mendorong-nya dan mengobati, ia menahan bala atau mengangkat atau meringankannya jika sudah turun.”

Syarat dan Adab Berdoa
Antara lain:

* Ikhlas. Inilah sesuatu yang paling utama untuk diperhatikan oleh setiap orang yang berdoa. Yakni hendaknya ia memurnikan doa hanya untuk Allah semata, baik dalam ucapan, perbuatan maupun tujuan.

* Mencari waktu-waktu mulia untuk memanjatkan doa, seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum’at, sepertiga akhir malam, dll.

* Memanfaatkan kondisi-kondisi tertentu yang dinyatakan sebagai saat ijabah oleh syari’at Islam. Seperti waktu sujud, ketika berpuasa, bepergian, waktu sakit, ketika minum air zam-zam dan sebagainya.

* Menghadap kiblat, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doa istisqa’ (minta hujan) yang diriwa-yatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya dengan judul bab berdoa menghadap kiblat.

* Mengangkat kedua tangan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Rabbmu itu Mahapemalu dan Mahamulia, malu dari hambaNya jika ia mengangkat kedua tangannya (memohon) kepada-Nya kemudian menariknya kembali dalam keadaan hampa kedua tangan-nya.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, di-hasan-kan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dan Al-Albani).

* Memulai dengan tahmid (pujian terhadap Allah) dan shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Rasu-lullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Jika salah seorang di antara kamu berdoa, hendaknya memulai dengan memuji dan menyanjung Tuhannya, dan bershalawat kepada Nabi saw, kemudian berdoa apa yang dia kehendaki.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ahmad, di-shahihkan oleh Al-Albani).

Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu pernah berdoa, ia memulai dengan tahmid, kemudian bershalawat, kemudian diteruskan dengan doa untuk kebaikan dirinya.

Maka Nabi berkata: “Mintalah pasti kamu diberi, mintalah pasti kamu diberi.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih, dan Abdul Qadir Al-Arnauth berkata, sanadnya hasan).

* Dengan suara samar, tidak keras, menghinakan diri di hadapan-Nya dan menampakkan kebutuhan yang sangat. Allah SWT berfirman: “Jangan-lah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya.” (Al-Isra': 105).

“Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan merendahkan diri dan suara pelan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melam-paui batas.” (Al-A’raf: 55).

Aisyah berkata, ‘Ayat ini diturun-kan berkenaan dengan doa.’ (HR. Al-Bukhari).

Al-Hafizh berkata, ‘Begitulah Aisyah menyebutkannya secara mutlak, yang berarti mencakup di dalam shalat dan di luar shalat.’

* Tidak tergesa-gesa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan dikabulkan bagi seseorang di antara kamu selagi tidak tergesa-gesa, yaitu dengan berkata, ‘Saya telah berdoa tetapi tidak dikabulkan’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Ibnul Qayyim berkata: “Termasuk penyakit yang menghalangi terkabulnya doa adalah tergesa-gesa, menganggap lambat pengabulan doanya sehingga ia malas untuk berdoa lagi”. Padahal bisa jadi antara doa dan jawabannya memerlukan waktu 40 tahun, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas. (Abu Laits As-Samar-qandi dalam Tanbihul Ghafilin).

Ibnul Jauzi berkata: “Ketahuilah bahwa doa orang mukmin itu tidak akan ditolak, hanya saja terkadang yang lebih utama baginya itu diundur jawabannya atau diganti dengan yang lebih baik dari permintaannya, cepat atau lambat.” (Fathul Bari, 11/141).

* Yakin akan dikabulkan doanya dan memahami serta meresapi benar dalam berdoa. Karena itu, berdoa tidaklah sekedar melafazhkan doa-doa yang dihafal tanpa mengerti maknanya, tetapi harus benar-benar memahami dan menginginkan dikabulkannya permintaannya. Karena itu apa yang kita minta haruslah sesuai dengan kebutuhan kita.

Rasulullah shalallahu’alahi wassalam bersabda:“Mohonlah kepada Allah semen-tara kamu sangat yakin untuk dikabulkan, dan ketahuilah bahwasa-nya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan bermain-main.”(HR. At-Tirmidzi, dihasan kan oleh Al-Mundziri dan Al-Albani).

* Termasuk syaratnya adalah makan dan minum serta pakaian orang yang berdoa harus halal dan bersih. Karena Allah itu suci, tidak menerima kecuali yang suci. Disebutkan oleh Rasulullah saw : “Ada seseorang yang sudah lama dalam safar (perja-lanan) dengan rambut kusut dan (tubuh) penuh debu, ia mengangkat kedua tangannya ke langit dan berkata, ‘Ya Rabb, ya Rabb…’, semen-tara makanannya haram, minuman-nya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, bagaimana mungkin (doanya) dikabulkan?” (HR. Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi).

* Berikhtiar demi terkabulnya doa dan menjauhi sebab-sebab tertolaknya. Seperti tidak berbuat maksiat, tidak meninggalkan kewajiban-kewajiban syari’at, terutama amar ma’ruf nahi mungkar .

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :“Hendaknya kalian memerintah-kan yang ma’ruf dan melarang yang mungkar, atau Allah akan mengirimkan siksaNya kepada kalian, lalu kalian berdoa kepadaNya, tetapi tidak dikabulkan.” (HR. At-Tirmidzi dan di-hasan-kannya).(Abu Hamzah)

Semoga rahmat Allah menyertai kita semua. Aamiin.

Letak dan Bentuk Terompet Malaikat Israfil

Letak Terompet Malaikat Israfil Ditemukan Oleh Ilmuwan

Perhatikan Gambar : Inilah Gambaran Terompet SANGKAKALA..

Berdasarkan Penelitian oleh Para Ilmuwan, menggunakan Alat Canggih WMAP (Wilkinson Microwave Anisotropy Prob) milik NASA, sekaligus Gambaran Hadits Shahih Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam ! Muhasabahlah ! *

“ Sebelum Kiamat Datang, apa yang sekarang di lakukan oleh Malaikat Israfil ? ”

Mungkin yang ada di benak kita, Malaikat Israfil itu seperti sesosok seniman yang asyik mengelap Terompet kecilnya sebelum tampil diatas panggung .

Sebenarnya seperti apakah Terompetnya ?

Atau yang biasa juga dikenal dengan Sangkakala Malaikat Israfil itu ?

Sekitar 6 (enam) Tahun silam sekelompok Ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan Observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk Bulat Bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya Datar saja .

Menggunakan sebuah Peralatan Canggih milik NASA yang bernama WMAP (Wilkinson Microwave Anisotropy Prob), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut Hasil Penelitian tersebut, Alam Semesta ini ternyata berbentuk seperti Terompet !!

Di mana pada bagian "Ujung Belakang" Terompet (Alam Semesta) merupakan Alam Semesta yang Tidak Bisa Diamati (Unobservable), sedangkan "Bagian Depan", di mana Bumi dan Seluruh Sistem Tata Surya Berada merupakan Alam Semesta yang masih mungkin untuk Diamati (Observable) .

Bentuk Alam Semesta Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah Hadits Shahih yang panjang, yang menceritakan Tentang Kejadian Hari Kiamat, yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk Dicermati .

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam berkata :

“ Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan Sangkakala ( Terompet ) dan diserahkan kepada Malaikat Israfil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah . ”

Saya bertanya : “ Ya Rasulullah apakah Sangkakala itu ? ”

Jawab Rasulullah : “ Bagaikan Tanduk Dari Cahaya ”

Saya bertanya lagi : “ Bagaimana Besarnya ? ”

Jawab Rasulullah :

“ Sangat Besar Bulatannya, Demi Allah yang mengutusku (Muhammad) sebagai Nabi, Besar Bulatannya itu Seluas Langit dan Bumi, dan akan ditiup hingga 3 (Tiga) kali .

Pertama : Nafkhatul faza’ ( untuk Menakutkan ) .

Kedua : Nafkhatus sa’aq ( untuk Mematikan ) .

Ketiga: Nafkhatul ba’ats ( untuk Menghidupkan Kembali atau Membangkitkan ) . ”

[ HR. Bukhari Muslim ] . Kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 Hal. 60 .

Dalam Hadits diatas disebutkan bahwa Sangkakala atau Terompet Malaikat Israfil itu bentuknya seperti Tanduk dan Terbuat Dari Cahaya.

Ukuran Bulatannya " Seluas Langit dan Bumi " . Bentuk laksana Tanduk mengingatkan kita pada Terompet Orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari Tanduk .

Kalimat "Seluas Langit dan Bumi dapat dipahami sebagai Ukuran yang meliputi / mencakup Seluruh Wilayah Langit (sebagai lambang aAam Tak Nyata / Ghaib), dan Bumi (sebagai lambang Alam Nyata /¬ Syahadah).

Dengan kata lain, Bulatan Terompet Malaikat Israfil itu " melingkar membentang dari Alam Nyata hingga Alam Ghaib " .

Subhanallah.. Subhanallah.. Subhanallah..

Jika kesahihan Hadits di atas dapat dibuktikan, dan Data yang diperoleh melalui WMAP memang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka dapat dipastikan bahwa kita ini sesungguhnya bagaikan Kupu - Kupu yang hidup di tengah-tengah Kaldera Sebuah Gunung Berapi Paling Aktif yang Siap Meletus kapan saja.

“ Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup Sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri . ” [An Naml : 87]

Makhluk langit saja terkejut, apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Sedangkan pada sambungan hadits di atas masih ada sedikit tambahan tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.

“ Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak-anak jadi beruban dan setan-setan berlarian . ”

Ada sebuah Pertanyaan yang patut untuk Kita Renungkan..

Jika Sangkakalanya itu Sebesar di Gambar, maka Sebesar Apakah Peniupnya ?

Terlebih lagi, Sebesar Apa Pulakah Yang MENCIPTAKAN Keduanya ?

Subhanallah.. Subhanallah.. Subhanallah..

Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya..

Friday, 14 November 2014

KEUTAMAAN MEMBACA AL-QURAN DI DALAM RUMAH.




Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
”Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang ada di dada, dan rahmat bagi orang-orang mukmin.” (QS Yûnus [10]:57).

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَار
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang zalim selain kerugian.” (QS Al-Isrâ’ [17]:82)

Al-Qur’an menjadi penasihat, penawar hati yang sedang gelisah-gundah gulana, melapangkan dada yang terasa sempit dan menjernihkan fikiran yang sedang kacau. Ia menjadi petunjuk dan rahmat bagi manusia, sedangkan di akhirat kelak, ia akan menjadi syafa’at bagi para pembacanya.

Cahaya Al-Qur’an masuk ke dalam hati hamba yang beriman sehingga memberikan ketenangan dan ketenteraman. Cahaya Al-Qur’an menyinari rumah-rumah mereka.Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an selalu menggema, menyelimuti sekitar rumah. Rasulullah SAW bersabda,”Sinarilah rumah-rumah kamu sekalian dengan bacaan Al-Qur’an.”

Rumah tampak terang benderang menurut pandangan Allah apabila di dalamnya selalu ada ayat-ayat suci Al-Qur’an yang di baca oleh penghuninya. Cahaya ini bukan berasal dari lampu penerangan rumah, tetapi cahaya ini berasal dari setiap huruf, kata, kalimat, dan ayat-ayat yang di baca. Lalu di tela’ah menjadi sinar yang menerangi hati, menjadi cahaya Ilahi, menerawang dalam setiap relung kehidupan.

Ia hadir pada hati yang sempit lalu menjadi lega, hati yang marah menjadi pemaaf, jiwa yang kikir menjadi dermawan, dan sebagainya. Al-Qur’an memiliki keutamaan yang luar biasa, dan karenanya layak jika Al-Qur’an dijadikan sebagai mukjizat terbesar yang diberikan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Abu Hurairah r.a. menuturkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Keutamaan Al-Qur’an dibandingkan dengan segala perkataan laksana keutamaan Allah Yang Maha Pengasih dibandingkan dengan seluruh makhluk-Nya.”

Dalam sebuah keluarga, seorang ayah berkewajiban mengajarkan Al-Qur’an kepada putra-putrinya. Jika ia tidak mampu, hendaknya dititipkan kepada orang lain untuk diajarkan Al-Qur’an. Allah SWT . menaruh kepedulian yang sangat besar dengan mengampuni dosanya serta memberikan derajat yang mulia kepada para pengajar Al-Qur’an. Anas r.a. menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa mengajari anaknya membaca Al-Qur’an dengan melihat (pada kitab Al-Qur’an), maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Dan barang siapa mengajarinya membaca Al-Qur’an dengan hafalan, lalu setiap anak membaca satu ayat, maka Allah mengangkat satu derajat untuk ayahnya sehingga pada akhir Al-Qur’an yang dibaca.”

KEUTAMAAN MEMBACA AL QUR'AN

Pembaca Al-Qur’an akan memperoleh ketenangan dan rahmat Allah.
Dalam satu hadist diceritakan bahwa ada seorang laki-laki membaca surat Al-Kahfi, dan didekatnya ada seekor kuda tertambat dengan tali panjang. Sekonyong-konyong datang awan menyelubungi tempat orang itu, sehingga kuda tersebut berputar-putar ditambatannya lalu lari. Ketika hari telah pagi, orang itu mendatangi Nabi SAW. lalu diceritakannya kepada beliau peristiwa yang dialaminya itu. Sabda Nabi SAW., “Itulah ‘sakinah’ (para malaikat turun membawa ketenangan dan rahmat) bagi pembaca Al-Qur’an.” (Shahih Muslim: 765)
Orang yang membaca Al-Qur’an akan memperoleh perhatian dari Allah.
Dari Abu Hurairah r.a.,katanya dia mendengar Nabi SAW bersabda: “Allah tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu, seperti perhatian-Nya terhadap Nabi ketika beliau melagukan Al-Qur’an dengan suaranya yang indah dan keras.” (Shahih Muslim: 764)

Orang yang membaca Al-Qur’an di ibaratkan jeruk yang rasanya manis.
Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Qur’an ialah seperti jeruk manis. Baunya harum dan rasanya manis. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Qur’an ialah seperti kurma, tidak berbau tetapi rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Qur’an ialah seperti kemangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Qur’an ialah seperti paria, tidak berbau dan rasanya pahit.” (Shahih Muslim: 766)

Mahir membaca Al-Qur’an akan memperoleh kemuliaan di akhirat.
Dari ‘Aisyah r.a.., katanya Rasulullah SAW bersabda: “Orang (mukmin) yang mahir membaca Qur’an, maka kedudukannya di akhirat di temani para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Qur’an, padahal dia gagap sehingga sulit baginya membaca, maka dia mendapat pahala ganda.” (Shahih Muslim: 767)

Disukai membaca Al-Qur’an di hadapan orang-orang pintar.
Dari Anas r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda kepada Ubay bin Ka’ab r.a., sabdanya: “Sesungguhnya Allah menyuruhku supaya membacakan kepadamu: “Lam yakunil ladzina kafaru (Surat Al-Bayyinah).” Tanya Ubay, “Apakah Allah menyebut namaku kepada anda?” Jawab Rasulullah SAW: “Ya, Allah menyebut namamu.” Lalu Ubay menangis karenanya. (Shahih Muslim: 768)

Keutamaan menyimak bacaan Al-Qur’an dan menghayatinya.
Dari ‘Abdullah Ibn Mas’ud r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda kepadanya, sabdanya: “Bacakanlah Qur’an kepada-ku!” Jawabku, “Bagaimana pula aku harus membacakan-nya kepada anda, sedangkan Qur’an itu sendiri diturunkan kepada anda.” Sabda beliau, “Aku ingin mendengarkannya dari orang lain.” Karena itu, kubacakan kepada beliau Surat An-Nisā’. Ketika bacaanku sampai kepada ayat: “Fakaifa idza ji’na min kulli ummatin bisyahidin wa ji’na bika haulai syahida.” [Maka bagaimanakah halnya orang kafir nanti, apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai ssaksi atas mereka itu (sebagai umatmu).] (An-Nisā’ :41); Ketika itu aku mengarahkan pandanganku kepada beliau, maka kelihatan olehku air mata-nya mengalir.” (Shahih Muslim: 769)

Keutamaan membaca Al-Qur’an dalam shalat.
Dari ‘Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda: “Sukakah kamu, bila kamu pulang kerumahmu lantas kamu mendapati tiga ekor unta yang sedang bunting dan gemuk-gemuk?” Jawab kami, “Tentu, ya, Rasulullah!” Sabda beliau,“Membaca tiga ayat dalam shalat lebih bagus nilainya dari ketiga unta bunting itu.” (Shahih Muslim: 770)

Orang yang membaca Al-Qur’an memperoleh Syafa’at di akhirat kelak.
Rasulullah SAW bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena dia akan datang memberi syafa’at kepada pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, yakni surat Al-Baqarah dan ‘Ali ‘Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menanungi pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah Al-Baqarah, karena dengan membacanya beroleh berkat, dan dengan tidak membacanya beroleh penyesalan, dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir.” (Shahih Muslim: 771)

Keutamaan surat “Al-Fatihah” dan ayat penghabisan surat “Al-Baqarah”.
Dari Ibnu ‘Abbas r.a., katanya: “Pada suatu waktu, ketika Jibril sedang duduk di samping Rasulullah SAW, sekonyong-konyong kedengaran suatu bunyi seperti pintu sedang di bukakan orang. Lalu diangkatnya kepalanya, seraya berkata: “Nah! Inilah pintu langit dibukakan hari ini, dimana tidak pernah dibuka melainkan baru hari ini.” Dari pintu itu turun malaikat. Kata Jibril,” Inilah malaikat turun ke bumi. Dimana dia tidak pernah turun sebelumnya, melainkan baru hari ini.” Setelah malaikat itu memberi salam, lalu dia berkata, “Gembirakanlah ummatmu dengan dua cahaya yang kedua-duanya hanya diturunkan kepada-mu, dan tidak pernah diturunkan kepada para Nabi sebelum kamu, yaitu: Surat Al-Fatihah dan ayat-ayat penutup surat Al-Baqarah (ayat:284-286). Tidak satu huruf pun yang anda baca dari keduanya, melainkan akan diberikan pahalanya kepada anda.”

Sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang membaca kedua ayat itu, yakni dari akhir surat Al-Baqarah, niscaya keduanya akan memeliharanya dari bencana.” (Shahih Muslim: 772-773)

Orang yang membaca surat “Al-Kahfi” akan terpelihara dari kejahatan Dajjal. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat “Al-Kahfi”, dia terpelihara dari bencana kejahatan Dajjal.”

Dari Abu Qatadah r.a. dengan sanad yang sama: “Begitu pula ayat-ayat penghabisan surat Al-Kahfi (ayat 102-110)

Membaca surat “Al-Ikhlas” sama nilainya dengan membaca Sepertiga Qur’an. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak sanggupkah kamu membaca sepertiga Qur’an dalam semalam?” Mereka balik bertanya, “Bagaimana cara membaca sepertiganya?” Jawab Nabi SAW., “Qul huallahu Ahad. (surat Al-Ikhlas) sama nilainya dengan sepertiga Al-Qur’an.” [Lihat Shahih Muslim: 777-780]

Keutamaan surat “Al-Falaq” dan surat “An-Nās” (Mu’awwidzatain)
Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kamu beberapa ayat yang diturunkan Allah tadi malam, dan yang belum pernah ada bandingannya? Ayat-ayat itu ialah: Qul a’udzu birabbil falaq Qul a’udzu birabbinnas (Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas).” (Shahih Muslim: 781)

Sungguh Al-Qur’an merupakan mukjizat luar biasa yang dapat memberikan ketenangan, ketenteraman, kedamaian sekaligus obat bagi setiap penyakit, yang bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau membacanya, menghayati dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-harinya. Rasulullah SAW bersabda,”Barang siapa membaca Al-Qur’an, kemudian ia melihat ada seseorang yang diberi sesuatu yang melebihi keutamaan yang diberikan kepadanya, berarti ia menganggap remeh terhadap sesuatu yang dimuliakan oleh Allah.”

Dalam hadist lain, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak bisa memberi syafa’at yang lebih utama kedudukannya menurut Allah daripada syafa’at Al-Qur’an.”
Demikianlah wahai saudaraku, semoga risalah yang singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Marilah kita jadikan rumah kita sebagai majelis ta’lim yang di dalamnya selalu dilantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, agar dapat selalu menjadi obat dan penawar bagi hati kita dan agar cahaya rahmat-Nya selalu menyinari rumah kita yang pada gilirannya akan menghadirkan rasa ketenangan dan kedamaian pada penghuninya.

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.beserta keluarga dan shahabatnya.

ماً إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:56)