Allah Hummashalli Alla Muhammad, Wa Alla Alli Sayyidina Muhammad

Thursday, 25 September 2014

Olahraga Tolak Peluru untuk penyandanng Tunanetra


Olahraga Tolak Peluru Untuk Anak Tunanetra
A. Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat bundar(peluru) dengan berat tertentu yang terbuat dari logam, yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh jauhnya.
Teknik dasar
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, di antaranya adalah :
Teknik memegang peluru
Ada 3 teknik memegang peluru:
·         Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya.
·         Untuk orang yang berjari kuat dan panjang.
Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.
·         Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru.
Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. tidak cocok untuk anak anak dibawah 9thn.
Teknik meletakkan peluru pada bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik menolak peluru
Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain. Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar. Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri agak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan.
Sikap awal akan menolak peluru
Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru
Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru
Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
Hal yang perlu diperhatikan
Ketentuan diskualifikasi
·         Menyentuh balok batas sebelah atas
·         Menyentuh tanah di luar lingkaran
·         Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
·         Dipangil selama 3 menit belum menolak
·         Peluru di taruh di belakang kepala
·         Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
·         Menginjak garis lingkar lapangan
·         Keluar lewat depan garis lingkar
·         Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
·         Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Peralatan
·         Rol Meter
·         Bendera Kecil
·         Kapur / Tali Rafia
·         Lonceng/peluit
·         Peluru
·         Untuk senior putra = 7.257 kg
·         Untuk senior putri = 4 kg
·         Untuk junior putra = 5 kg
·         Untuk junior putri = 3 kg



B. Modivikasi Olahraga Tolak Peluru
            Modivikasi di maksudkan agar anak yang mengalami disabilitas (Tunanetra) bisa juga memainkan olahraga ini.
Adapun hal yang dimodivikasi dalam olah raga Tolak Peluru yang diperuntukan Untuk yang mengalami disabilitas adalah sebagai berikut:
1. Lapangan tolak peluru
·         Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari bahan yang tidak membahayakan ketika terinjak oleh pemain, bagian atasnya harus sama dengan permukaan tanah luarnya dan bagian dalamnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat menjadi dua bagian agar pemain mengetahui bahwa dia ada dalam tempat yang benar, dari tanah atau semen yang di buat sedemikin rupa (teksturnya berbeda) atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
·         Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
·         Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
·         Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
·         Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
·         Ada jalan untuk mengantarkan pemain ke lapangan tolak peluru, sehingga pemain tidak keluar jalur lapangan.
2. Penggunaan Peluit atau Lonceng
            Penggunaan peluit atau lonceng dimaksudkan agar pemain dapat melempar ke arah yang benar, denngan cara ada pemandu yangn berdiri di depan pemain yang berjarak sedemikian rupa hingga pemandu tidak terkena objek waktu di tolak, dan berusaha agar peluit atau lonceng yang di bunyikan dapat didengar oleh pemain.
C. Hambatan / kesulitan dalam permainan ini
1.      Pemain sulit memperkirakan posisi ketika dia sudah menolak peluru
2.      Pemain sulit untuk kembali keluar lingkaran

Sumber:
Meimulyani Yani, M.Pd. (2013), Pendidikan Jasmani Adaptif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.Luxima,Jakarta.

No comments:

Post a Comment