Tafsir Basmallah
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (Q.S.Alfatihah: 1).
Awali Aktifitas dengan Basmalah. |
Allah memulai kitab-Nya dengan Basmalah dan memerintahkan Nabi-Nya sejak dini, yakni padawahyu pertama, untuk melakukan pembacaan dan semua aktivitas dengan nama Allah, Iqra' bismi rabbika, maka tidak keliru jika dikatakan bahwa basmallah merupakan pesan pertama Allah kepada manusia agar memulai setiap aktivitasnya dengan menyebut nama Allah. Dengan demikian, kalimat tersebut menjadi semacam doa atau pernyataan dari pengucap bahwa ia memulai pekerjaannya atas nama Allah.
Rasulullah saw. bersabda: "Setiap perbuatan yang penting yang tidak dimulai dengan 'Bismillaahir rahmaanir-rahiim' maka perbuatan tersebut cacat." [1].
Dalam hadits lain disebutkan: Rasulullah saw. bersabda:
كل أمر ذي بال لا يبدأ بـ : بسم الله ، فهو أجذم
“Setiap perkara penting menurut syariat yang tidak dimulai dengan bismillah adalah perkara yang tidak diberkahi”.{2]. atau
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللَّهِ (وفي رواية بِذِكْرِاللّه) فَهُوَ أَ قْطَع وفي رواية فَهُوَ أبتر
Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam riwayat lain : dengan mengingat Allah) maka amalan tersebut terputus (kurang) keberkahannya.[3]
Keutamaan Basmalah
Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya meriwayatkan dari seseorang yang dibonceng oleh Nabi saw., ia berkata: "Tunggangan Nabi saw. tergelincir, maka aku katakan: 'Celaka syaitan.' Nabi saw. bersabda:
لاَ تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولَ بِقُوَّتِى وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ
'Janganlah engkau mengucap 'Celakalah syaitan.' Karena jika engkau mengucapkannya, maka ia akan membesar dan berkata" 'Dengan kekuatanku, aku jatuhkan dia.' Dan jika engkau mengucapkan 'Bismillah' maka ia akan menjadi kecil hingga seperti seekor lalat.[4]
Contoh Sunah Pekerjaan yang Diawali Basmalah
1.Pada awal setiap ucapan maupun perbuatan.
2.Pada awal khutbah berdasarkan dalil yang ada.
3.Sebelum masuk ke kamar kecil (toilet).
4.Sebelum berwudhu, berdasarkan hadits, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
لاَ وُضُوْءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ
"Tidak sempurna wudhu' bagi orang yang tidak menyebut Nama Allah (mengucapkan bismillah) padanya."[5].
5.Sebelum makan. berdasarkan hadits Shahih Muslim, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda kepada anak tiri beliau, 'Umar bin Abi Salamah:
يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
"Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang dekat darimu."[6]. Meski demikian, sebagian ulama ada yang mewajibkannya.
6.Ketika hendak berjima' (Berhubungan badan).Berdasarkan hadits dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
7. Dsb.
Semoga bermanfaat.
Sumber:
Tafsir Ibnu Katsir jilid I hal.62-64, Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, penerbit:Pustaka Ibnu Katsir.
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ: “بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا“، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
"Seandainya salah seorang dari kalian hendak mencampuri isterinya ia membaca 'Bismillah, Allaahumma jannibnasy-syaithaan wa jannibisy-syaithaana maa razaqtanaa (Dengan menyebut nama Alla, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami), maka jika Allah menakdirkan lahirnya anak, maka anak itu tidak akan diganggu oleh syaitan selamanya."[7].7. Dsb.
Semoga bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ “Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Tafsir Ibnu Katsir jilid I hal.62-64, Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, penerbit:Pustaka Ibnu Katsir.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
[1]. H.R. As-Suyuti dalam al-Jami' as-Shaghir
[2]. H.R. Abu Daud
[3]. Disahihkan oleh jama’ah, seperti Ibnu Shalah, Nawai dalam Adzkar-nya, Syaikh Bin Baz berkata : “Hadits ini hasan dengan syawahidnya”.
[4]. H.R.Ahmad (V/59) dishahihkan oleh syaih Albani dalam shahiihul Jaami' (no.7401).
[5]. H.R.Ahmad (III/410), Abu Daud (I/75), An-Nasa'i (I/61) dan Ibnu Majah(n0.399), dari Abu Hurairah, Sa'id bin Zaid dan Abu Sa'id secara marfu'- hadits ini hasan.
[6]. Muslim (III/1600), Bukhari (5376, 5378), dengan perbedaan lafadz Muslim (no.2022).
[7]. Fathul Baari (IX/136) dan Muslim (II/1058), Bukhari (141), Muslim (1434).
No comments:
Post a Comment